Bahwasanyauntuk selamanya kasih setiaNya (2x) Syukur bagi Dia Allah yang kuasa Yang menjadikan segalanya Ajaib perkasa Yang diperbuatNya Di hadapan s'gala bangsa. Advertisement. jangan ragu untuk mengirimnya kesini sebab lewat bait tersebut akan banyak jiwa dimenangkan dan setiap insan yang mendengarnya akan mendapat kekuatan, Alkitab
KhotbahPdt David N PurnomoRabu, 8 Juli 2020 HUT Komisi Wanita ke-36 Tema: Kasih SetiaNya tidak berubahNats: Mazmur 136:1
Praiseand Worship Sunday Service at Gereja Bethel Indonesia Keluarga Allah (GBIKA), Solo City, Central Java, Indonesia
TB(1974) ©. SABDAweb Mzm 136:1. Bersyukurlah i kepada TUHAN, sebab Ia baik! j Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya 1 . k . AYT (2018): Mengucap syukurlah kepada TUHAN karena Dia itu baik, karena kasih setia-Nya untuk selama-lamanya. TL (1954) ©. SABDAweb Mzm 136:1. Pujilah akan Tuhan, karena baiklah Ia, karena kemurahan-Nya itu kekal selama-lamanya.
. Russia is waging a disgraceful war on Ukraine. Stand With Ukraine! ✕ Indonesian na na na na na na... na na na na na na...Haleluya kumemujiMu Tuhan Kar'na kasihMu tak berkesudahan Biar yang bernafas memuji sang Raja Di atas gunung dan di dalam samudraprechorus Tanganku kuangkat padaMu Mensyukuri rahmat yang Kau b'ri Kakiku melompat bagiMu S'bab rahmatMu baru s'tiap pagichorus Bersyukurlah kepada Tuhan Sebab Ia baik, sebab Ia baik BahwasaNya untuk selamanya Kasih setiaNya, kasih setiaNyabridge/ending na na na na na na... na na na na na na... Add new translation Request a translation Music Tales Read about music throughout history
Welyar Kauntu, 50 Golden Songs, Pt. 2 You are viewing a lite version of Psalmnote. You can transpose chords, view chords diagram, and get many more features in the regular page. Transpose chords Key G F • B • F • B • Gm • F B Csus4 C B • [...] G C/G Syukur bagi Dia, Allah yang kuasa Am Am7/G D/F Am7 Dsus Yang menjadikan segalanya G C/G Ajaib perkasa yang diperbuatNya Am Am7/G F D Dihadapan s'gala bangsa [...] G Sbab Tuhan baik Am Am7/G D/F Bahwasannya untuk selamanya D7 G Kasih setiaNya G Sebab Tuhan baik Am Am7/G D/F Bahwasannya untuk selamanya D7 G Kasih setiaNya [...] © 2014 Maranatha Indonesia
Key F F Eb Bb Dm Eb Bb Dm Eb Gm Eb F Bb Am Gm A Bb C F Bb • [...] 2X F Bb Masuk gerbangNya bersyukur ke halamannya F Dm Am Gm Dengan pujian bahwasanya untuk selamanya Bb F Kasih setiaNya. [...] Dm Am Dengan sukacita, Dm Eb Bb dengan rebana, bersyukurlah F Dm Pada Tuhan seperti pujian Dm7 Gm Eb F Musik dan tarian, bersorak hai umatNya [...] Gm F Bb Dm S'bab Tuhan baik Tuhan baik Eb Kasih setiaNya s'lamanya Gm F Bb Dm S'bab Tuhan baik Tuhan baik Eb Kasih setiaNya s'lamanya. [...] Gm Dm C Dm C S'luruh jiwa bu-at Sang Pencipta Gm Dm C A - gung karyaNya Eb Bb Eb Dahsyatlah Tuhan layak dipuji. [...] Gm F Cm Eb Cm Bb Ab Eb Cm • Dm Bb Am • Gm • F Bb F • [...] 3X F Bb Masuk gerbangNya bersyukur ke halamannya F Dm Am Gm Dengan pujian bahwasanya untuk selamanya Bb F Kasih setiaNya. [...] Eb Bb F S'bab Tu - han baik. [...]
Bahwasanya Untuk Selama-Lamanya Kasih Setia-Nya! Mazmur 136 Lemah Putro, Minggu 15 Maret 2015 Pdt. Paulus Budiono Shalom, Tentu tidak salah bila kita bersyukur kepada Tuhan oleh sebab Ia telah menyelamatkan kita, mengampuni, mengubah hati, memberkati kita dengan kekayaan dan kesehatan dst. Namun pernahkah terpikirkan bahwa kasih setia-Nya berlaku selamanya baik saat kita mengalami kenangan indah dengan berkat-berkat-Nya maupun kenangan pahit karena banyaknya masalah hidup yang dihadapi? Jangan hanya bersyukur waktu keberkatan tetapi mengomel saat mengalami ujian dalam keuangan, kesehatan, pekerjaan dll. bahkan meragukan kasih-Nya dalam menghadapi masa depan yang makin tak menentu kemudian rasa syukur kita mandeg karena tenggelam dalam rasa ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan! Mengapa kita patut bersyukur kepada-Nya? Mazmur 136 memaparkan dengan gamblang bagaimana Allah mengasihi bangsa Israel, juga kita, dengan kasih setia-Nya yang permanen, antara lain • “Bersyukurlah kepada TUHAN Yehovah=YHWH sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Bersyukurlah kepada Allah elohim segala allah! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Bersyukurlah kepada Tuhan adon segala tuhan! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Bersyukurlah kepada Allah semesta langit! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” ay. 1-3, 26 Kita tahu siapa yang dimaksud dengan - TUHAN, Yehovah YHWH. Ketika Musa hendak diutus untuk membebaskan bangsa Israel dari penindasan bangsa Mesir, Musa bingung harus menjawab apa bila bangsa Israel bertanya kepadanya tentang siapa Allah nenek moyang yang mengutusnya? TUHAN menjawab, “Aku adalah Aku I AM WHO I AM” yang artinya “tidak ada yang lain kecuali Aku YHWH”. - Allah Elohim untuk membedakan Allah yang hidup dengan segala allah/berhala – Allah Yehovah sebagai Sang Pencipta dibandingkan dengan allah/ilah bentukan manusia untuk disembah, misal batu, pohon, patung dll. yang dijadikan allah kemudian disembah. - Tuhan Adon, Adonay. Raja Nebukadnezar, orang kafir, mengakui Allah Israel yang luar biasa dengan sebutan Adonay. Ternyata tidak ada satu pun bangsa kafir, kecuali bangsa Israel, memakai kata Yahweh tetapi Adonay untuk menyebut TUHAN. Waspada, orang boleh sama-sama menyebut Allah tetapi Allah yang mana? Itu sebabnya dikatakan bersyukurlah kepada TUHAN YHWH sebab Ia baik dan tidak ada kejahatan sedikit pun di dalam-Nya. • “Kepada Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar! …Kepada Dia yang menjadikan langit dengan kebijaksanaan! ...Kepada Dia yang menghamparkan bumi di atas air! ...Kepada Dia yang menjadikan benda-benda penerang yang besar; …Matahari untuk menguasai siang; …Bulan dan bintang-bintang untuk menguasai malam! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” ay. 4-9 Jangan melupakan kebaikan Allah di aspek lain! Ia patut diagungkan sebagai Sang Pencipta alam semesta – langit dan bumi diciptakan-Nya pada mulanya Kej. 11 dan Dia men-ciptakan segala sesuatu dengan hikmat-Nya tanpa bantuan siapa pun karena Dia adalah Esa dan dalam ketritunggalan yang luar biasa. Introspeksi bagaimana kita menghargai benda-benda ciptaan-Nya seperti melihat matahari terbit, adakah ucapan syukur keluar dari mulut kita? Atau mulai dari terbit matahari di pagi hari sampai terbenamnya di sore hari, mulut kita penuh dengan omelan dan amarah karena kita tidak menggunakan waktu siang-malam dengan tepat berdampak kerugian besar di bidang pekerjaan, kesehatan dst. Lebih buruk lagi, Roma 118-32 menjelaskan sekalipun manusia mengenal Allah dan mengakui semua ciptaan-Nya mereka tidak memuliakan-Nya. Misal manusia memanfaatkan kekuatan sinar matahari solar power untuk energi listrik tetapi tidak mengucap syukur serta memuliakan Allah yang menciptakan matahari tersebut. Sebaliknya, mereka malah menggantikan Allah dengan benda-benda ciptaan-Nya untuk kemudian disembah sebagai dewa/i seperti Hermes, Zeus, Ra dewa matahari, dewi Kwan Im dll. Bukankah Allah yang menciptakan manusia dan memberinya kemampuan luar biasa sehingga mereka dapat menemukan teknologi canggih? Sayangnya, manusia tidak memuliakan Allah tetapi memuji kehebatan diri sendiri berakibat Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, contoh dengan semua fasilitas dan kemudahan yang mereka temukan, mereka menyalahgunakannya untuk hal-hal berbau kenajisan. Sangat kontras dengan apa yang dilakukan oleh 24 penatua dan 4 makhluk yang tak henti-hentinya mempersembahkan puji-pujian, hormat dan ucapan syukur kepada Tuhan Allah mahakuasa yang telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Nya semuanya itu ada dan diciptakan Why. 44,6, 8-11. Implikasi hendaknya kita menggunakan dengan tepat segala sesuatu yang Tuhan berikan kepandaian, ketrampilan, kekayaan, kedudukan, semua benda ciptaan-Nya untuk kemuliaan bagi-Nya. Jangan mengadopsi kemuliaan dunia yang menyulap’ hidup kita menjadi begitu duniawi sehingga tidak ada ucapan syukur kepada-Nya sebab kemuliaan hanya ditujukan pada diri sendiri. • “Kepada Dia yang memukul mati anak-anak sulung Mesir; …Dan membawa Israel keluar dari tengah-tengah mereka; …Dengan tangan yang kuat dan dengan lengan yang teracung! ...Kepada Dia yang membelah Laut Teberau menjadi dua belahan; …Dan menyeberangkan Israel dari tengah-tengahnya;…Dan mencampakkan Firaun dengan tentaranya ke Laut Teberau! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” ay. 10-15 Sejarah membuktikan bahwa Allah menolong bangsa Israel keluar dari Mesir, membelah Laut Teberau dan menewaskan Firaun bersama tentaranya di laut tersebut. Mereka sangat bersukacita atas pertolongan Allah dan tidak ada seorang pun tertinggal di Mesir. Namun rencana Allah tidak berhenti di sini, pertolongan-Nya berlanjut sampai sekarang. Kita, manusia berdosa, berada di bawah ancaman hukuman mati tetapi Yesus menjadi Domba Paskah yang tersembelih’ untuk membebaskan kita dari hukuman dosa dan kita menerima-Nya sebagai Juru selamat untuk kemudian dibaptis melalui Laut Teberau → gambar bayang baptisan air. Jelas kita menerima Yesus dan beribadah kepada-Nya bukan sekadar agama/ritual atau karena motivasi-motivasi tertentu seperti kita anak seorang pendeta, kita menyenangi cowok/cewek di gereja, kita mempunyai segudang masalah dsb. tetapi karena kita bersyukur oleh sebab kasih setia-Nya! Untuk itu, pujian kita kepada Tuhan tidak hanya berlangsung saat di gereja tetapi di mana saja dan dalam kondisi apa pun. Namun kenyataannya, banyak orang tua sibuk sendiri dengan pelayanan tanpa adanya kerinduan untuk mendorong anak-anak mereka giat beribadah karena alasan kesibukan sekolah maupun pekerjaan sehingga anak-anak kurang/tidak bersyukur terhadap kasih Tuhan yang telah menyelamatkan mereka. Berbeda dengan bangsa Israel, sejak kecil mereka telah diajarkan mengenai Taurat Ul. 67-9 dan ikatan darah begitu erat sehingga sifat sukuisme mereka kuat sekali. Hanya, sayangnya sampai hari ini umumnya mereka belum/tidak mau mengenal dan mengakui Yesus adalah Mesias yang telah datang untuk mereka dan sebagai Juru Selamat umat manusia. Introspeksi bagaimana dengan kondisi gereja-gereja Tuhan saat ini? Mengapa terjadi begitu banyak perpecahan antardenominasi bahkan dalam rumah tangga? Benarkah mereka mengakui Allah sebagai Penolong dan bersyukur karena untuk selamanya kasih setia-Nya? • “Kepada Dia yang memimpin umat-Nya melalui padang gurun! ...Kepada Dia yang memukul kalah raja-raja yang besar; …Dan membunuh raja-raja yang mulia; …Sihon, raja orang Amori; …Dan Og, raja negeri Basan; …Dan memberikan tanah mereka menjadi milik pusaka; …Milik pusaka kepada Israel, hamba-Nya! ...Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” ay. 16-22 Bangsa Israel patut memuliakan Allah karena Ia memberikan kemenangan dalam menghadapi peperangan bahkan membunuh raja-rajanya. Tentu Allah tidak asal membunuh tanpa alasan yang jelas! Ketika bangsa Israel menuju Tanah Perjanjian, mereka minta izin kepada Raja Sihon, orang Amori, untuk melewati negerinya tanpa merugikan rakyat setempat tetapi Raja Sihon tidak memperbolehkan bahkan mengumpulkan laskarnya memerangi bangsa Israel. Hal serupa terjadi pula dengan Raja Og, pemimpin orang Basan Bil. 21. Akhirnya bangsa Israel memukul kalah raja-raja yang memusuhi orang Israel, setelah itu di bawah pimpinan Joshua bangsa Israel menyeberangi Sungai Jordan dan masuk menduduki Kanaan. Ironisnya, dewasa ini ada beberapa kelompok radikal dan garis keras seperti ISIS yang membunuh orang-orang tak bersalah dengan mengatasnamakan agama dan “Allah”? Benarkah Allah yang kita sembah begitu kejam yang membunuh dengan membabi-buta? Sama sekali tidak! Bagaimanapun juga, Tuhan mengizinkan kita menghadapi banyak halangan dan rintangan dalam pengikutan kita kepada-Nya untuk membuktikan bahwa kemenangan berada di pihak orang yang senantiasa memuji Tuhan. TUHAN berperang bagi bangsa Israel dan mereka berhasil menduduki Tanah Kanaan. Ia memelihara mereka oleh sebab kasih setia-Nya. Namun apa yang diperbuat bangsa Israel kemudian? • “Dia yang mengingat kita dalam kerendahan kita; …Dan membebaskan kita daripada lawan kita; …Dia yang memberikan roti kepada segala makhluk; bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” ay. 23-25 Dalam perjalanan di padang gurun, bangsa Israel mendirikan Tabernakel di mana Allah hadir di tengah-tengah mereka dan mereka berkurban banyak tetapi hati mereka tidak berubah. Saat berdiam di Tanah Kanaan, mereka jatuh bangun dalam ketaatan dan kemurtadan tetapi TUHAN tetap menyatakan kasih setia-Nya melalui segala macam perkara. Di era Yosua, mereka mengalami banyak kemenangan tetapi setelah Yosua dan generasi tua meninggal, mulailah generasi muda hidup ngawur’ dan suka menghakimi orang lain karena merasa diri sendiri lebih benar Kitab Hakim. Bahkan sampai hari ini banyak dari mereka masih keras kepala dan tidak percaya kepada Yesus sebagai Mesias. Apa yang dilakukan TUHAN? Kemenangan yang mereka raih membuatnya sombong lalu TUHAN membiarkan mereka direndahkan melalui pencobaan sehingga mereka menjadi tawanan musuh-musuh. Aplikasi melalui pengalaman bangsa Israel, Tuhan menginginkan kita hidup dalam kerendahan hati dan tidak mudah menghakimi orang lain karena merasa diri sendiri benar, misal menuduh pengajaran orang lain sesat sementara pengajaran diri sendiri murni. Jangan pula sombong karena telah berkurban banyak terhadap pekerjaan Tuhan sebab Ia tidak butuh uang kita tetapi hati kita untuk diselamatkan. Bila kita rendah hati dan mengalami kegagalan, kita akan diangkat untuk diberkati serta dilepaskan dari musuh. Marilah kita senantiasa mengucap syukur atas kasih setia Tuhan apa pun kondisi kita – senang atau susah – sebab Dia tidak pernah meninggalkan kita; justru kitalah yang sering melupakan Tuhan di saat hidup berkelimpahan berkat dan kembali datang kepada-Nya di saat hidup sarat dengan masalah yang tak terpecahkan. Waspada, kondisi semacam ini membuat kehidupan rohani kita up and down sehingga ucapan syukur kita tidak stabil. Hargai kemurahan-Nya, bersyukurlah kepada Allah semesta langit dan ingatlah selalu bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya ay. 26. Amin.
bahwasanya untuk selamanya kasih setianya